eCWbXBoqKVlcyXUNIzJr7wbcnJRa7fysuT0ds4TB
Bookmark

Pengalaman Pertama Dirawat di Rumah Sakit Karena Gerd dengan BPJS

Pengalaman Pertama Dirawat di Rumah Sakit Karena Gerd dengan BPJS - Halo semua. Apa kabar? Semoga dalam keadaan baik ya, Aamiin 😇🙏. Kali ini aku mau curhat perihal kesehatanku. Aku ada riwayat sakit gastroesophageal reflux disease atau biasa yang dikenal Gerd. Beberapa hari yang lalu aku dirawat di salah satu rumah sakit di Boyolali yaitu RS. Hidayah. 

Tepatnya di Jl. Searah, Dusun III, Kragilan, Kec. Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah . Awalnya hanya berobat ke klinik, tapi selama seminggu tidak menunjukkan perubahan, malah terbilang makin drop dan lemas. Maka kuputuskan untuk berobat ke Rumah sakit tersebut. 


Perbedaan Gerd dan Maag


Oh ya, udah pada tau belum ya perbedaan Maag dan Gerd. Maag atau secara medis dikenal dengan istilah gastritis merupakan peradangan, iritasi, atau erosi yang terjadi pada lapisan lambung. Kondisi ini dapat terjadi tiba-tiba (akut) atau kronis.

Sedangkan, GERD merupakan penyakit saluran cerna bagian atas yang terjadi karena asam lambung dengan derajat keasaman yang tinggi naik ke kerongkongan. Gejala GERD dan sakit maag memang hampir mirip, yaitu menyebabkan nyeri pada ulu hati, mual, dan muntah.

Terdapat perbedaan GERD dan maag dari gejalanya. Pada penyakit GERD, biasanya disertai dengan keluhan dada terasa terbakar (heartburn) akibat cairan lambung yang naik tidak hanya sampai ke kerongkongan. Selain itu, penderita GERD sering mengeluhkan adanya rasa asam di mulut, bau mulut, nyeri dada, kesulitan menelan, hingga sesak napas. (Source by https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3631668/sering-dikira-sama-apa-beda-gerd-dengan-sakit-maag) 

Baca juga:Warung Wepede Boyolali, Sensasi Makan Bernuansa Desa

Pengalaman Gerd

Punya penyakit yang menyerang lambung itu bener bener nyiksa banget. Tapi ya, karena memang penyakit ini ada karena sebab. Kalian tau gak, aku ini pecinta makanan pedas dan asam yang bisa dibilang "hardcore". Contoh makanan yang paling sering aku makan yaitu seblak, bakso aci, mie instan dengan level paling pedas. kalau kurang pedas, aku buat makin pedas lagi dengan menambahkan bon cabe atau saos botolan :(

Jadi sewaktu aku SMP, aku maniak bakso dan mie instan. Jadi selama tiga tahun itu aku hampir dikatakan setiap hari makan mie instan pake saos yang bejibun. Jarang banget makan nasi, pasti makan bakso atau gak mie instan. Saat itu aku terlihat baik-baik saja dan sehat sentosa. Tapi siapa sangka, setelah SMA kelas 2, gejala Gerd ini mulai muncul. 

Tiba-tiba mual, kerongkongan panas, ulu hati panas, dan sendawa yang gak kelar-kelarkelar-kelar,  lemas, gemetar dan selalu ada perasaan gelisah dihati, serta detak jantung yang berdetak sangat cepat. 

Selama dua semester itu aku habiskan untuk berobat ke lain dokter, bahkan sampai ke rumah sakit. Sekolah terabaikan, pelajaran tertinggal, bahkan ketika UTS dan UAS pun aku gak ikutan. Alhasil dapat nilai "kasihan" dari semua guru mata pelajaran. 

Badanpun langsung menyusut drastis. Hari demi hari kuhabiskan dengan makan bubur ayam dan teh manis hangat. Karena hanya itu yang bisa diterima dilambung ku. Sejak saat itu Gerd ku suka kambuh setiap saat sampai detik ini. 

Pantangan Yang Harus Dihindari  Bagi Penderita Gerd

Sebetulnya aku sudah sangat paham dengan pantangan apa saja yang harus hindari. Karena setiap ke dokter, pasti sang dokter akan menjelaskan "tidak boleh makan ini, itu, anu, dan sebagainya". Tapi apalah daya diriku yang susah menghindari makanan yang dilarang, jadilah selalu dan selalu kumat Gerdnya. 

Baca juga:Bakso Sera Boyolali Sajikan Bakso Lobster dan Kuburan yang Lezat

Pantangannya kurang lebih sama dengan penderita sakit Maag. Yaitu hindari makanan pedas, asam, mie instan, kopi, soda, kangkung, bayam, yoghurt. Makanan yang berasa tajam seperti terlalu banyak MSG, kaldu dan masih banyak lagi. Itu semua adalah makanan favorit aku banget 😭. Maka dari itu, selama aku SMP suka makan makanan tersebut, dan dampaknya adalah dimasa masa mendatang, bahkan sampai sekarang. 

Selain pantangan dari makanan, ada pantangan lain yang harus dihindari yaitu, jangan telat makan, jangan setres, jangan makan terlalu banyak dalam satu waktu, makan harus dikunyah sampai halus (agar proses pengolahan makanan lebih mudah diterima lambung), dan jangan begadang. Untuk pantangan yang ini sih, aku bisa lakukan tapi untuk pantangan gak makan pedas dan asam itu susah banget 😭. 

Akhirnya Di Rawat Di Rumah Sakit

Singkat cerita, tiba-tiba saja Gerd ku kumat. Ditandai dengan sendawa yang terus menerus, merasa mual pingin muntah, lemas dan gemetar pokoknya gak enak banget deh. Akhirnya kuputuskan untuk berobat ke klinik yang terdaftar di BPJS ku. Setelah berobat kok gak ada perubahan, malah semakin menjadi. Jadilah inistiaf untuk ke rumah sakit. Disaat itu aku merasa takut untuk ke RS kenapa? Karena aku takut harus di rawat di RS. Karena sepanjang aku sakit, aku gak pernah sampai dirawat di RS. 

Karena saat itu aku sudah tidak kuat lagi, kuputuskan untuk ke RS. Dengan naik motor bersama suami badanku makin gak karuan. Sesampainya di RS Hidayah aku langsung lemas bahkan hampir pingsan. Dengan sigap pegawai RS Hidayah mendorongku dengan kursi roda menuju ruang IGD. 

Disana aku ditanya keluhannya, lalu di baringkan di tempat tidur. Karena prosedurnya adalah setiap pasien harus melalui Rapid Test untuk memastikan tidak ada corona, jadilah aku diambil sampel darah untuk di observasi lebih lanjut. 

Hanya diberi obat anti mual saja sembari menunggu kurang lebih 15 menit sampai hasil Rapid testnya keluar barulah bisa ditindak lanjuti dengan cara rawat inap. Alhamdulillah  hasilnya Non Reaktif untuk test tersebut. Setelah itu melakukan pendaftaran dan segera menuju kamar rawat inap. Karena BPJS ku kelas 1 maka aku mendapatkan kamar kelas 1 yang dihuni hanya satu orang saja. 

Fasilitas Rumah Sakit Hidayah Boyolali

Fasilitas yang ditawarkan di rumah sakit ini menurutku sudah sangat baik ya. Mulai dari para perawatnya yang ramah-ramah, kebersihan kamarnya pun juga baik. Aku mendapat kamar "Sadewa F" di lantai 2. Kamar dengan kelas nomor 1 ini membuatku lumayan nyaman untuk menginap disini. Dengan menggunakan kursi roda, aku di antar suster nya menuju kamar inap. 

Di dalam kamar terdapat 1 ranjang dengan bantal, 1 kursi panjang, westafel, TV, toilet dengan shower, serta lemari pakaian. Gak pernah terbayangkan olehku akan menginap disini. Biasanya kan menginap di hotel bintang 4/5 ya, ehh malah menginap di hotel bintang 7 puyeng 😅😅. Berikut penampakan kamarnya. 




Tanganku di infus dan diberi obat agar lebih enak badannya. Jujur, aku baru kali ini merasakan rasanya di infus. Rasanya sakit banget, nyut-nyutan gitu di tangan. Tapi efeknya memang sangat cepat. Badanku berangsur enak, mualnya merasa reda, dan sendawaku pun menjadi berkurang. Betapa ribetnya harus ke toilet membawa tiang infusan 😭 serta hanya bisa berbaring lemah, sungguh tidak mengenakkan. 

Aku di rawat di sini selama 3 malam 2 hari. Dengan berbagai proses observasi lanjutan seperti pemeriksaan sakit dari urine, darah, dan USG. Alhamdulillah semua hasilnya bagus tidak ada yang rusak ataupun berbahaya. Membuat perasaanku sedikit lebih lega.

Disni aku mendapatkan jatah makan 3x sehari dengan ketentuan jam yang berlaku. Makanan rumah sakit ternyata hambar ya 😅. Mau gak mau, suka gak suka harus aku makan agar bisa minum obat setelahnya. 

Baca juga:Ayam Goreng Suharti, Kuliner Legend dan Tak Tergantikan

Efek dari minum obat membuatku tertidur dan lama kelamaan badan lemas karena kerjaannya hanya tidur dan tidur *iyalah masa disuruh macul* 😅😅. 




Setiap pagi ada petugas yang mengantarkan air hangat untuk sibling pengganti mandi, petugas yang mengambil sampah dari tong sampah, serta petugas yang membersihkan kamar serta toilet. Jadi selalu bersih deh lantainya. 

Dan di hari ke tiga, akhirnya infusan aku dilepas dan diperbolehkan pulang di keesokan harinya. Betapa bahagianya bisa lepas dari infusan berserta tiangnya yang menyebalkan itu 😅🤭. 

Resolusi 2021

Setelah kejadian ini, aku benar-benar kapok dan akan merubah pola makanku. Agar lebih teratur, dan tobat makan makanan pedas serta asam. Aku gak mau lagi masuk dan di rawat di rumah sakit. Aku gak mau merasakan menderita kalau Gerdnya kumat. 

So, resolusiku di tahun 2021 adalah "say goodbye for spicy food" dan lebih memperhatikan kesehatan. Aku gak mau membuat diriku tersiksa akan penyakit ini, serta gak mau membuat keluarga serta orang terdekat menjadi ikut pusing karena penyakitku. 

Semoga pengalaman pahit dariku ini bisa membuat kalian lebih aware dengan kesehatan. Kalau makan pedes jangan keterlaluan, pikirannya dijaga jangan sampai setres dan selalu makan tepat waktu. 

Yuk, kita sama-sama berubah demi tubuh yang sehat. Oke sekian dulu ya pengalaman pahitku selama dirawat di Rumah sakit semoga bisa menjadi pelajaran untuk kita semua agar selalu sehat. 

Dadaahh 

Anda mungkin suka:Pengalaman Pertama Treatment di Ella Skincare, Pakai Plasma Darah?

1 komentar

1 komentar

  • Putri saja
    Putri saja
    Oktober 28, 2021 2:29 AM
    Assalamualaikum kak,, kak boleh minta Ig dong saya mau tanya
    Reply