eCWbXBoqKVlcyXUNIzJr7wbcnJRa7fysuT0ds4TB
Bookmark

Teknologi Medis Mutakhir, Harapan Baru untuk Pasien Jantung di Indonesia

Teknologi Medis Mutakhir, Harapan Baru untuk Pasien Jantung di Indonesia - Kabar baik datang bagi para pasien jantung di Indonesia. Berbagai inovasi medis terbaru mulai dari ablasi tanpa panas, angioplasti presisi, hingga operasi bypass jantung minimal invasif kini hadir untuk memberi harapan baru. Semua perkembangan ini dibahas dalam Primaya Cardiovascular Conference 2025 yang mengangkat tema “Beat for Life, Love Your Heart”, bertepatan dengan peringatan Bulan Jantung Sedunia.

Penyakit jantung masih menjadi momok utama dunia. Data WHO (2023) mencatat lebih dari 17 juta kematian per tahun disebabkan penyakit kardiovaskular. Di Indonesia sendiri, angka kematian mencapai 651 ribu jiwa, dengan stroke dan jantung koroner sebagai penyebab tertinggi. Fakta ini menegaskan pentingnya layanan kardiovaskular yang lebih modern, efektif, dan aman.

Teknologi Medis Mutakhir, Harapan Baru untuk Pasien Jantung di Indonesia


Teknologi Baru untuk Jantung Sehat

dr. Esther Ramono, Chief Medical Officer Primaya Hospital Group, menegaskan bahwa kemajuan teknologi harus berjalan seiring edukasi.

“Terapi mutakhir memang penting, tapi pencegahan lewat gaya hidup sehat dan deteksi dini sama berharganya. Keduanya harus berjalan bersama agar angka kematian akibat jantung bisa ditekan,” jelasnya.

Beberapa terobosan yang dipaparkan dalam konferensi ini antara lain:

Baca juga:Pengalaman Operasi FAM (Fibroadenoma Mammae) dengan BPJS di Rumah Sakit Indriati Boyolali

  • Ablasi PFA (Pulsed Field Ablation): lebih aman dan selektif dibanding metode berbasis panas. Data ADVENT trial menunjukkan efektivitas tinggi sekaligus meminimalkan risiko kerusakan jaringan sekitar.
  • Precision PCI (Percutaneous Coronary Intervention): memanfaatkan pencitraan intravaskular dan fisiologi koroner, membuat intervensi jantung lebih presisi, personal, dan berdampak jangka panjang bagi pasien.
  • Drug-Coated Balloon (DCB): alternatif baru yang tidak meninggalkan logam seperti stent, dengan risiko perdarahan lebih rendah dan pemulihan lebih cepat.
  • CTO PCI: solusi untuk sumbatan total kronis pada pembuluh darah jantung, yang semakin sukses berkat teknologi pencitraan modern.
  • CABG Minimal Invasif: teknik operasi bypass jantung dengan sayatan lebih kecil, pemulihan lebih cepat, dan tingkat survival jangka panjang lebih tinggi.

Selain itu, para pakar juga menekankan pentingnya intervensi cepat pada kasus darurat seperti Acute Coronary Syndrome, yang bisa menyelamatkan otot jantung dari kerusakan permanen.

Edukasi & Pencegahan Tetap Jadi Kunci

Meski teknologi terus berkembang, para pakar sepakat bahwa edukasi tetap nomor satu. Pola hidup sehat, olahraga teratur, serta pemeriksaan kesehatan rutin adalah benteng utama melawan penyakit jantung.

“Sebagus apapun teknologi yang kita miliki, tetap saja pencegahan adalah yang paling utama. Kami berharap generasi muda bisa lebih sadar menjaga kesehatan jantung sejak dini,” tambah dr. Esther.

Dengan konferensi ini, Primaya Hospital berharap bisa memperkuat kolaborasi antar tenaga medis sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai jantung mereka.

Anda mungkin suka:Pengalaman Pertama Dirawat di Rumah Sakit Karena Gerd dengan BPJS
Posting Komentar

Posting Komentar