eCWbXBoqKVlcyXUNIzJr7wbcnJRa7fysuT0ds4TB
Bookmark

Tak Bisa Sembuh Sendiri, Ini 5 Fakta Penting Soal Saraf Terjepit

Tak Bisa Sembuh Sendiri, Ini 5 Fakta Penting Soal Saraf Terjepit - Saraf terjepit bukan hanya masalah para atlet atau pekerja berat. Baik Anda yang aktif maupun yang lebih sering duduk dan scrolling di medsos, risiko mengalami kondisi ini selalu ada. 

"Secara harfiah, saraf terjepit memang berarti saraf yang terjepit di antara ruas-ruas tulang belakang. Saraf terjepit tidak akan terjadi, jika tidak ada perubahan struktur tulang. Artinya, harus terjadi penyempitan terlebih dahulu pada ruas tulang belakang," kata dr. Irca Ahyar Sp.N, DFIDN dari Klinik DRI.

Tak Bisa Sembuh Sendiri, Ini 5 Fakta Penting Soal Saraf Terjepit


Namun, jangan anggap remeh—saraf terjepit tidak bisa sembuh dengan sendirinya dan membutuhkan penanganan khusus. Berikut adalah 5 fakta penting tentang saraf terjepit yang harus Anda ketahui.

1. Kondisi Ini Tidak Terjadi dalam Semalam

Menurut dr. Irca Ahyar Sp.N, DFIDN dari Klinik DRI, saraf terjepit terjadi ketika ruang di antara tulang belakang menyempit sehingga menekan saraf di antaranya. Proses ini dapat dipicu oleh dua faktor utama:

  • Trauma atau benturan: Contohnya akibat jatuh tiba-tiba, kecelakaan motor, atau aktivitas olahraga high impact. Salah posisi saat mengangkat beban berat juga dapat menyebabkan perubahan struktur tulang secara mendadak.
  • Proses berkepanjangan: Cedera kecil di masa kecil, seperti jatuh dari pohon, mungkin tidak langsung menimbulkan gejala. Namun, kerusakan kecil itu bisa memicu masalah serius saat otot dan tulang mulai melemah seiring bertambahnya usia.

Semakin kompleks gambaran struktur tulang pada pemeriksaan X-ray, semakin lama proses terjadinya pergeseran tulang yang menyebabkan saraf terjepit.

Baca juga:Pengalaman Operasi FAM (Fibroadenoma Mammae) dengan BPJS di Rumah Sakit Indriati Boyolali

2. Gejalanya Berawal dari Pegal yang Konsisten

Tak jarang, gejala saraf terjepit dimulai dengan rasa pegal di area tertentu, misalnya di pinggang atau punggung bawah. Pegal akibat kelelahan biasanya menghilang dengan istirahat atau pijatan. Namun, bila rasa pegal terus-menerus muncul di area yang sama, itu bisa jadi tanda dari saraf terjepit.

Dr. Irca mengingatkan: jangan abaikan rasa pegal yang konsisten, karena gejala ini bisa saja menandakan adanya perubahan struktural pada tulang belakang yang memerlukan penanganan medis.

3. Risiko Kelumpuhan Lokal

Saraf terjepit dapat mengakibatkan gangguan fungsi pada bagian tubuh terkait. Misalnya, jika saraf yang menggerakkan otot paha terjepit, otot tersebut bisa melemah atau mengalami atrofi, sementara fungsi sensasi bisa terganggu.

Hal ini sangat penting untuk diketahui karena jika gangguan sensorik terjadi—misalnya tidak merasakan luka—risiko terjadinya infeksi atau komplikasi lain pun meningkat. Oleh karena itu, penanganan yang tepat sangat krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan kelumpuhan lokal.

4. Regenerasi Saraf Memerlukan Proses Panjang

“Separah apa pun kondisinya, selalu ada solusi treatment . Hanya saja, yang perlu dipahami, treatment itu sering kali memerlukan proses yang panjang. Sebab, regenerasi saraf berjalan sangat lambat, tidak seperti kulit." 

"Apalagi, jika kondisinya berat. Yang jelas, dokter akan memaksimalkan treatment . Seandainya tidak bisa pulih total, paling tidak bagian tubuh yang sarafnya sempat terhenti akan bisa digerakkan dan difungsikan kembali,” kata dr. Irca.

Berbeda dengan jaringan lain, regenerasi saraf sangat lambat. Meski terapi seperti peregangan dan relaksasi otot bisa membantu meringankan gejala, saraf yang sudah terjepit tidak bisa pulih secara instan.

Baca juga:Rumah Sakit Mangesti Rahayu Diresmikan, Solusi Kesehatan Masyarakat Colomadu

Dr. Irca menjelaskan, perbaikan struktur tulang dan regenerasi saraf adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan terapi jangka panjang. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk menghentikan perawatan hanya karena rasa nyeri mulai berkurang—penanganan harus dilakukan hingga akar masalahnya teratasi.

"Inilah yang terkadang menyebabkan pasien menjadi tidak puas. Mereka bilang sudah ke dokter, tapi rasa nyeri masih ada. Hal itu terjadi, karena mereka terbiasa dengan obat. Mengembalikan struktur tulang ke posisi awal tidak bisa instan, kecuali dengan operasi, yang sebenarnya juga tetap menimbulkan rasa nyeri."

5. Mengenal Kekuatan Tubuh Sendiri untuk Pencegahan

Langkah pertama dalam mencegah saraf terjepit adalah mengenali batas dan kekuatan tubuh sendiri. Memahami seberapa kuat otot, menjaga postur tubuh yang benar, dan rutin melakukan peregangan sangat membantu mencegah kerusakan struktur tulang belakang.

Beberapa tips dalam pencegahan meliputi:

  • Perhatikan postur saat duduk, berdiri, atau mengangkat beban.
  • Lakukan peregangan secara rutin, terutama sebelum dan sesudah aktivitas fisik berat.
  • Sesuaikan beban yang diangkat dengan kapasitas otot Anda, sehingga tidak memberikan tekanan berlebih pada tulang belakang.
“Ketika otot yang tidak dilatih untuk mengangkat beban berat, otot tersebut akan mencengkeram kuat-kuat, hingga kemudian menjadi kaku. Otot yang kaku akan mencengkeram tulang belakang secara terus-menerus. Akibatnya, celah di antara tulang akan menyempit, hingga kemudian menyebabkan saraf terjepit.”

Dengan mengenali kemampuan tubuh dan menjaga kebiasaan postur yang baik, Anda dapat mengurangi kemungkinan mengalami saraf terjepit.

“Lewat screening yang diketahui, struktur tulang seseorang bisa. Sehingga, ketika suatu kali merasakan pegal di pinggang, misalnya, dokter sudah tahu bahwa pasien tidak memiliki kelainan struktur tulang sebelumnya. Hal ini akan memudahkan dalam menentukan pengobatan terbaik,” kata dr. Irca, yang juga menyarankan orang berusia produktif untuk menjalani screening.

Kesimpulan

Memahami 5 fakta penting tentang saraf terjepit di atas—mulai dari penyebab yang tidak muncul dalam semalam hingga pentingnya mengenali batas tubuh—membantu Anda untuk lebih waspada terhadap gejala yang muncul. 

Konsultasikan dengan dokter jika Anda terus mengalami pegal yang konsisten atau gejala lainnya, sehingga penanganan dini dapat mencegah komplikasi serius. Ingat, perawatan dan pencegahan yang tepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan kualitas hidup Anda.

Anda mungkin suka:Pengalaman Pertama Dirawat di Rumah Sakit Karena Gerd dengan BPJS
0

Posting Komentar