Makan di pinggir sawah yang sepi rasanya lebih nikmat, itulah yang saya rasakan saat istirahat dan makan siang setelah keliling daerah Sleman, Yogyakarta
Jalanan yang kami lewati di areal persawahan ini sebenarnya sudah diaspal, tetapi sudah rusak lumayan parah. Sehingga kurang nyaman dilewati dengan sepeda motor, hehehehe… Sepanjang jalan di area persawahan tersebut sangat sepi, hanya beberapa orang saja yang lewat. Suasana sepi di area persawahan ini malah membuat perasaan saya tenang dan damai sambil menikmati suara daun yang bergoyang akibat terpaan angin…
Setel;ah menemukan tempat yang bersih dan teduh, kami segera memarkir motor dan beristirahat sejenak di bawah pohon yang rindang. Perut ternyata sudah keroncongan, langsung saja buka bekal yang kami bawa dari dumah. Sudah kebiasaan kami kalau bepergian atau piknik selalu bawa bekal dari rumah, biar irit
Empat buah nasi bungkus, cemilan, air putih, minuman bersoda, dan makanan kecil lainnya adalah bekal yang kami santap habis di pinggir sawah. Entah memang lapar atau suasananya mendukung, bekal makanan yang ada langsung ludes dan hanya tersisa bungkusnya, soalnya gak ada yang doyan makan bungkus
Bapak saya melahap nasi bungkus yang hanya berisi nasi dan lauk sederhana, yakni nasi+sambal tumpang khas Boyolali. Sedangkan foto kanan adalah ibu saya yang telah selesai makan dan bersiap minum air putih. Meski makan dengan lauk sederhana, suasana di sawah yang sepi ini mampu meningkatkan kenikmatan hingga 2 kali lipat
Seperti biasa, empunya blog Kisah Foto meusti nampang di akhir postingan
26 komentar
Sip deh. :)
hehehehe :D
btw, pas pulkam kmrn aku jg nemenin petani yg sarapan di pinggir sawah lho :D
Dulu fotonya simbah2 lagi makan di pinggir sawah itu ya mbak?? :D
saya aja nggak takut kok hehehe :D